Iklan

iklan

Masyarakat Tolak Tempat Billiard Beroperasi di Plaza Bangkinang, Rencanakan Demonstrasi Pekan Depan

Redaksi
Jumat, 18 Juli 2025 | 10:45 WIB Last Updated 2025-07-18T03:45:29Z
Anggota DPR RI sekaligus tokoh masyarakat Kampar Syahrul Aidi Maazat tanda tangani surat penolakan beroperasinya tempat billiard di Plaza Bangkinang (Foto: Nazaruddin)

Bangkinang (Teras Kampar) - Keberadaan tempat billiard yang disebut sudah mulai beroperasi di Plaza Bangkinang Kota membuat gerah sejumlah kelompok masyarakat. Salah satu elemen masyarakat yang terang-terangan menolak ialah Gerakan Pemuda Serambi Mekkah (GPSM).

Penolakan tempat billiard tersebut disampaikan oleh Firdaus Way salah satu pentolan GPSM di akun Facebook miliknya. 

Menurut Firdaus, aksi massa penolakan usaha Billiard ini merujuk kesepakatan hasil rapat di kantor Camat Bangkinang dari kalangan tokoh agama, Ninik Mamak. Tokoh Pemuda, RT, RW beserta Masyarakat sekitar turut pula menolak kehadiran usaha billiard di Plaza Bangkinang. 

"Sehubungan dengan itu maka Insya Allah akan ada aksi penolakan dengan tema 'Penyelamatan Generasi Kampar. Massa terdiri dari seluruh elemen masyarakat Kota Bangkinang. 

Pusat kosentrasi massa di Plaza Bangkinang," ucap Firdaus, kamirin.

Ia juga menyebut dukungan penolakan usaha billiard di Pasar Plaza Bangkinang terus berdatangan dari banyak pihak, mulai dari RT, RW, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, ninik mamak, tokoh agama dan tokoh pendidikan.

Bahkan lanjut Firdaus, tokoh-toloh daerah seperti mantan Bupati Kampar Jefry Noer, Anggota DPR RI Syahrul Aidi Maazat serta Buya Gaffar juga ikut menolak beropoerasinya tempat billiard di Kabupaten Kampar. Mereka berita juga disebut sudah menanda tangani surat penolakan bersama sejumlah tokoh masyarakat lainnya.

"Sekarang lebih 100 tanda tangan sudah terkumpul atas penolakan tempat usaha billiard. Dukungan dari berbagai kalangan terus berdatangan. Setelah semua surat sudah rampung Insya Allah akan kita kirim ke Forum Komunikasi Pimpinan Daerah atau Forkopimda Kabupaten Kampar," sambungnya.

Firdaus mengungkapkan beberapa alasan masyarakat Bangkinang menolak usaha billiard tersebut.

Alasan penolakan itu di antaranya

usaha billiard yang sudah ada sekarang ini mereka seringkali menampung semua anak-anak pelajar bermain billiard tanpa batas umur serta tanpa batas waktu.

"Dari fakta yang kami temui selama ini anak-anak SD, SMP yang mana anak-anak pelajar seharusnya fokus belajar pada jam belajar tapi faktanya mereka asik bermain billiard di sana tidak mengenal waktu, dan yang paling miris kita lihat," terang dia.

"Mereka bermain billiard pada Jam belajar. Dari pagi sampai larut malam bahkan pada hari libur sekolah mereka main bilyard sampai pagi, dan juga mereka main taruhan uang (judi) tanpa sepengetahuan pemilik billiard. kemudian mereka itu bebas merokok disana," kata dia.

Kemudian lanjut dia, dari segi pandangan adat dan budaya lokal kita di Kampar bahwah billiard itu lebih banyak mendatangkan mudharat daripada manfaatnya apalagi terhadap anak-anak pelajar.

"Permainan billiard itu tidak cocok dengan kultur dan budaya kita di Kampar Serambi Mekah, "Sebab permainan billiard itu beda dengan olahraga lain seperti bulu tangkis, futsal, bola voli atau sejenis permain bola lain nya," klaim Firdaus.

Kata dia, di Indonesia, permainan billiard seringkali diidentikkan dengan sarana judi, karena banyak tempat billiard yang menawarkan permainan judi seperti taruhan pada hasil pertandingan. Meskipun di Indonesia sudah diatur tentang undang-undang perjudian atau peraturan tentang judi. 

"Demikian sekilas ulasan saya kenapa masyarakat Bangkinang menolak usaha Billiard. Menurut saya bagi yang hobi billiard silahkan saja buat secara pribadi di tempat masing-masing," pungkasnya.-***

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Masyarakat Tolak Tempat Billiard Beroperasi di Plaza Bangkinang, Rencanakan Demonstrasi Pekan Depan

Trending Now

Iklan

iklan