![]() |
Wakil Bendahara Umum DPP IKA, Muhammad Aditya Febrialdi (Foto: Istimewa) |
Pekanbaru (Teras Kampar) — Wakil Bendahara Umum DPP IKA, Muhammad Aditya Febrialdi, yang juga dikenal aktif dalam gerakan masyarakat peduli lingkungan, menyampaikan keprihatinannya atas kondisi Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) yang terus mengalami kerusakan akibat deforestasi ilegal.
Menurut Aditya, dampak dari penggundulan hutan yang dilakukan pihak-pihak tidak bertanggung jawab ini sangat memprihatinkan, khususnya terhadap habitat satwa liar seperti gajah Sumatera dan berbagai spesies lain yang bergantung pada ekosistem TNTN.
"Akibat deforestasi oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, habitat alami hewan-hewan di TNTN hancur. Ini sangat menyedihkan, terutama bagi gajah Sumatera yang kini makin terancam," ujar Aditya di Pekanbaru (20/6/2024).
Lebih lanjut, ia menyoroti fakta bahwa sekitar 81.700 hektar lahan di kawasan tersebut telah disita negara, yang menurutnya menunjukkan betapa masyarakat telah dibodohi oleh mafia tanah. Banyak warga yang tanpa sadar membeli lahan di kawasan hutan lindung, yang sejatinya tidak boleh diperjualbelikan.
“Saya mendesak pemerintah daerah maupun pemerintah pusat untuk mengusut tuntas siapa saja cukong-cukong dan mafia-mafia tanah yang berani merusak kawasan TNTN. Negara harus hadir dan tegas dalam penegakan hukum,” tegasnya.
Aditya juga menegaskan bahwa upaya penyelamatan TNTN tidak bisa ditawar-tawar lagi. Ia menyerukan agar seluruh kawasan yang rusak segera direstorasi demi mengembalikan fungsi TNTN sebagai habitat alami berbagai satwa langka.
"Sudah seharusnya pemerintah memulihkan kawasan hutan seperti sediakala. Kita harus fokus pada upaya reforestasi untuk menyelamatkan TNTN demi masa depan ekosistem dan kelestarian gajah Sumatera," pungkasnya.***