Kampar (Teras Kampar) — Lonjakan kasus penyakit tidak menular di Kabupaten Kampar membuat pemerintah daerah memperkuat strategi pengendalian tembakau.
Salah satunya dengan menyiapkan puskesmas sebagai ujung tombak layanan berhenti merokok.Dinas Kesehatan Kampar, berkolaborasi dengan Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Provinsi Riau, menggelar pelatihan tenaga kesehatan puskesmas pada 15–19 September 2025. Kegiatan ini diikuti seluruh puskesmas di Kampar dengan fokus utama membantu masyarakat berhenti merokok, sekaligus mencegah anak muda mencoba rokok konvensional maupun rokok elektrik.
“Fasilitas kesehatan primer memiliki peran strategis untuk deteksi dini, intervensi, hingga menciptakan lingkungan bebas rokok. Pelatihan ini memperkuat peran itu,” ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kampar, Elfian, SKM, M.Kes.
Langkah ini juga sejalan dengan Perda Nomor 6 Tahun 2021 tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR), yang mengikat fasilitas kesehatan, sekolah, tempat ibadah, hingga ruang publik lainnya.
Dengan pelatihan, diharapkan puskesmas tidak hanya menjalankan regulasi, tetapi juga mampu berinovasi lewat kampanye digital, konten kreatif, dan edukasi langsung ke masyarakat.
Peserta pelatihan menegaskan pentingnya inovasi. “Promosi kesehatan harus bergerak ke ruang digital. Video pendek, infografis, hingga dialog interaktif perlu jadi strategi rutin agar pesan berhenti merokok bisa sampai ke generasi muda,” ungkap salah seorang tenaga kesehatan puskesmas.
Pemkab Kampar menargetkan prevalensi perokok, terutama di kalangan remaja, dapat terus ditekan. Tantangan berikutnya adalah memastikan rokok elektrik tidak menjadi pintu masuk baru bagi kebiasaan merokok di kalangan anak muda. (Advetorial).